Tuesday, March 12, 2013

Kadal Pohon

Kadal Pohon

  

           Kadal yang bertubuh gempal, panjang tubuh dari moncong hingga anus (SVL, snout-vent length) maksimal 115 mm, panjang total hingga ujung ekor mencapai 292 mm. Punggung berwarna zaitun atau cokelat-zaitun, dengan belang-belang samar terbentuk dari bintik-bintik hitam (kadang-kadang dengan warna cerah atau keputihan di tengahnya) yang berleret melintang. Kepala dengan bintik-bintik hitam yang lebih jelas; dua bintik hitam serupa mata terdapat di belakang kepala. Tepi pelupuk mata berwarna kuning terang. Sisi bawah tubuh hijau terang keputihan atau kekuningan. Anak yang baru menetas berwarna cokelat kekuningan atau kemerahan dengan belang-belang hitam yang jelas dan tungkai berwarna hitam; ekor kekuningan

Klasifikasi
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Upaordo: Sauria
Famili: Scincidae
Genus: Dasia
Spesies: D. olivacea

          Perisai-perisai supranasal terpisah (tak bersinggungan) satu sama lain. Perisai-perisai prefrontal biasanya terpisah, jarang bersinggungan. Perisai supralabial (bibir atas) 7 buah, yang ke-5 dan ke-6 di bawah mata; infralabial 8 buah. Perisai nuchal sepasang. Lubang telinga kecil; timpanum (gendang telinga) terletak di dalam.
          Sisik-sisik di tengah tubuh dalam 28–30 deret (hingga 32 deret, untuk spesimen Sumatra); sisik di bagian dorsal memiliki 3, 5 atau 7 lunas lemah. Di tengah punggung, 41–46 sisik terdapat di antara perisai parietal (kepala belakang) hingga pangkal ekor (sejajar celah anus). Di bagian ventral, 45–58 sisik terdapat di antara perisai mental (dagu) hingga celah anus. Tungkai panjang; dengan 17–21 lamella terdapat di bawah jari ke-4 tungkai belakang.
 
Kebiasan dan Perkembangbiakan
 
        Kadal yang acap ditemukan di wilayah dataran rendah dan perbukitan hingga 1.200 mdpl. Seperti namanya, kadal ini berasosiasi dengan pepohonan; hidup di batang-batang pohon dan percabangannya hingga ke tajuk pohon, terutama yang tumbuh di bagian tepi hutan, hutan belukar, kebun pekarangan, dan taman-taman. Jarang turun ke tanah, kecuali bila hendak berpindah ke pohon yang lain. Memangsa aneka jenis serangga dan artropoda lainnya, kadal ini membangun teritori yang dipertahankannya dari kehadiran sesama jenisnya dan kadal-kadal yang lain.
          Aktif di siang hari (diurnal), pada malam hari kadal-pohon hijau bersembunyi di sela-sela tumbuhan epifit di batang pohon, atau tidur di balik pepagan pohon yang mengelupas. Kadal dewasa bertelur 6–14 butir; hingga 3-4 kali setahun. Telur-telur kecil berukuran 18–19,5 × 10–12 mm itu diletakkan di antara serasah yang membusuk di perakaran tumbuhan epifit atau di celah percabangan pohon. Anak kadal yang baru menetas panjangnya antara 32–38 mm.

Penyebaran

          Dasia olivacea menyebar mulai dari Kepulauan Nikobar, Burma, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Semenanjung Malaya, Singapura, Filipina, Sumatra (termasuk Simeulue, Nias, Singkep, Kep. Sembilan), Jawa, dan Kalimantan (termasuk Natuna , Sabah dan Sarawak).

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.